Selasa, 04 September 2012

cerpen "saat terakhir tentang eyang yang udah tenang disana"


SAAT TERAKHIR

Tak terasa sudah 10 hari aku berlibur disini, aku pun kembali ke tempat tinggalku.

Dua bulan setelah liburan tersebut , tepatnya bulan November 2011. Aku mendapatkan kabar buruk dari nenekku di sana. Kabar buruk tersebut ialah tentang kakekku, kakek yang sangat aku sayangi, kakekku yang sangat aku cintai, Ia terkena sebuah musibah yaitu kecelakaan sepeda motor. Aku dan semua keluargaku pun sangat panik. Hari pertama, kakekku hanya merasa sakit dibagian perutnya. Mamaku pun memutuskan untuk pulang ke Jawa untuk melihat kakekku, ketika di Bandara , nenekku bertanya kepada mamaku apakah Ia pulang ke Jawa . Mamaku pun mengatakan tidak, Ia berbohong, Ia ingin membuat surprise kepada kedua orangtuanya. Ketika mamaku tiba di Bandara Yogyakarta, Ia mendapatkan kabar bahwa Ayahnya sedang kritis. Mamaku pun menghubungi papaku, malam itu tepatnya hari sabtu, aku memutuskan untuk tidak bersedih karena kondisi kakekku, dan teleponku pun berdering. Ternyata dari papaku, Ia mengatakkan bahwa kondisi kakekku kritis. Ketika kata-kata tersebut keluar dari mulut papahku, tawaku berubah menjadi isak tangis, tak peduli seberapa banyak orang yang melihatku menangis, Inilah peraasaanku. Dan aku pun sampai di rumah. Ketika aku sampai dirumah semua barang telah dikemas untuk pulang ke Jawa.

Ketika di perjalanan , banyak hal yang menghalangi aku dan semua keluarga besar mamaku untuk sampai disana. Macet, kehabisan bensin, Ban mobil kempes, kesasar , itu semua adalah halangan ketika aku dan semua keluarga mamaku melakukan perjalanan kesana. Ketika diperjalanan , aku dan semua keluarga mamaku berharap bahwa ketika aku tiba disana dan menemani kakekku, Ia akan sembuh dan akan kembali bersama lagi. Malam ketika di perjalanan, tanteku menghubungi omku, entah apa yang dikatakan oleh tanteku, Omku meneteskan air mata. Aku tak mengerti apa yang terjadi, namun ketika aku melihat omku menangis, aku pun mulai menangis meski aku tak tau apa penyebabnya. Fikiranku mulai negative, aku memikirkan suatu hal yang paling terakhir di kehidupan setiap manusia. Aku berfikir , apakah semua harapanku akan menjadi MIMPI, kuharap TIDAK.

Aku pun tiba, ketika aku sampai di jalan dekat rumah kakek dan nenekku. Aku melihat bendera kuning, air mataku pun menetes , tak sanggup aku menahan semua perasaanku. Aku pun masuk kerumah nenekku, dan..

……………………….

Aku melihat sosok kakekku, kakek yang begitu sabar menghadapi cucunya, kakek yang selalu ingin terbaik untuk anak dan cucunya, terbujur kaku di sebuah peti yang telah di hiasi bunga. Ia memakai sebuah jas yang ia sukai, Ia tampak sangat tampan dan berwibawa. Tangisku meledak kencang, semua menangis. Kutatap nenekku , Ia berdiam melihat sosok suaminya. Tak terbayang bahwa liburanku kemarin bersama kakekku , adalah liburan yang terakhir aku dengan dirinya. Takkan adalagi candatawanya, takkan ada lagi nasihat dari dirinya, takkan adalagi pelukkan dari dirinya. Semuanya hilang begitu saja, Ia telah tiada , Ia telah pergi. Aku pun mulai menatap wajah kakekku , aku memegang tangannya, dan aku berdoa agar Ia dapat di terima di sisi Tuhan. Mulut kakekku masih mengeluarkan cairan seperti abu rokok. Sakitnya hati ini mengingat semua kenangan aku dengan dirinya, ketika ku bayi Ia memandikanku, Ia mengecup keningku. Hanya 15 menit aku dan keluargaku dapat melihatnya, dan peti pun ditutup. Ia di kuburkan.



Penyesalan memang selalu datang terakhir, aku belum dapat membahagiakan dirinya. Ketika liburan kemarin, aku selalu membantah nasehatnya, aku selalu berkata kasar kepadanya, aku tak tahu mengapa liburan waktu itu, aku merasa Ia tidak pernah mengertiku. Tetapi sekarang , setelah aku berfikir IA adalah sosok kakek yang didambakan semua cucu. Sungguh aku menyesal tidak memanfaatkan liburan waktu itu untuk membahagiakan dirinya.  Takkan pernah aku melupakan semua nasehat, motivasi dan pesan darinya. Hanya 15 menit aku dapat melihat saat terakhir darinya. Waktu yang dapat dikatakan hanya sebentar, namun itulah kenyataannya.



Sekarang aku tahu , bahwa aku tak boleh bersikap kasar lagi terhadap semua orang dan kita harus memanfaatkan semua waktu kita untuk berbuat baik. Kita takkan pernah tahu , kapan Tuhan akan memanggil kita. Takkan kuulang penyesalanku yang terlambat ini. Satu kata yang dapat kukatakkan saat ini , aku masih merasa ada sosok Kakekku di dekatku meski Ia telah tiada.

KENANGAN TERINDAH BERSAMA KAKEK TAK AKAN PERNAH KU LUPAKAN , WALAU IA TELAH TIADA, IA TETAP MENJADI KAKEK YANG TERBAIK DIHIDUPKU.
JUDUL CERPEN : SAAT TERAKHIR
NAMA                  : FRANSISCA SINTA
KELAS                    : X-2 SMAN 3 CIBINONG
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar